loading...
 |
| Achmad Zulkarnain, fotografer penyandang disabilitas asal Banyuwangi. [Foto Wan/E-KABARI] |
Pria berusia 26 itu mengaku memulai kegemarannya di bidang fotografi sejak bekerja menjadi penjaga warnet. Saat itu ia sering mendapat orderan memotret dan mengedit foto.
“Saya kenal kamera sejak saya bekerja di warnet, sekitar 4,5 tahun lalu,” terangnya, Selasa (27/03/18).
Mengetahui hasil kreasinya cukup bagus dan sudah paham fotografi, Zul mulai memberanikan diri keluar dari warnet dan bekerja pada seseorang.
Dari gajinya itu, ia pergunakan untuk kredit kamera selama 18 bulan. Dan kini, kamera yang ia idamkan akhirnya didapatkan.
Bahkan, dari jerih payah memotret, salah satu hasil jepretannya pernah dibeli orang seharga Rp 7 juta.
“Hasil foto saya pernah laku Rp 7 juta. Waktu itu laku di Lombok,” ceritanya.
Saat ini, tiap bulan Zul mampu menghasilkan uang dari bakatnya senilai Rp 25 juta. Dari penghasilannya tersebut, ia pergunakan untuk biaya hidup dan biaya kuliah.
Semakin hari, Zul pun semakin terkenal. Tak heran, ia sering diundang sejumlah stasiun TV.
“Sering, Mas, bahkan pernah diundang ke luar negeri,” katanya.
Dengan kondisinya, Zul juga sering menjadi narasumber sebagai motivator bagi warga penyandang disabilitas di Indonesia. Sebab meski memiliki keterbatasan, Zul mampu tegar dan terus berkarya.
“Dulu saya hampir frustasi, karena keterbatasan ini. Namun semejak saya SMP luar biasa, saya begitu banyak mendapat ilmu tentang hidup dan bisa tegar, dan berkarya hingga sekarang,” pungkas fotografer yang sering jalan bersama fotografer kondang Darwis Triadi.
Reporter: Wan | Editor: Arif A.