loading...
Siswa-siswi SDN Bancamara II Giliyang, Dungkek, Sumenep numpang belajar di Balai Desa. [Foto/E-Kabari] |
Sang ahli waris menutup semua akses masuk ke SDN Bancamara II. Mulai dari pintu gerbang bahkan pintu kelas dan pintu kantor guru.
Di pintu gerbang, ahli waris memasang tulisan "Tanah Ini Milik Ahli Waris Munahyon Kohir No 1096 Persil No 44 Kelas 1D dengan luas kurang lebih 0162 ha (1620M2) tertulis atas nama Bakin sejak didirikan Gedung SDN Bancamara II, belum ada pembayaran hak tanah dan dari tahun 1961 hingga 2018 dikuasai oleh Dinas Pendidikan Sumenep".
Kepala Desa Bancamara, Kecamatan Dungkek, Alwi membenarkan penyegelan SDN tersebut.
"Benar, yang menyegel itu katanya bagian dari ahli waris," terang Alwi saat dihubungi melalui sambungan teleponnya, Selasa (18/09/2018)
Alwi menambahkan, sekitar dua tahun silam Munahyun telah menunjukan bukti kepemilikan lahan yang saat ini di atasnya terbangun gedung SDN Bancamara II.
Bahkan, saat itu Munahyun juga sempat akan melakukan penyegelan. Namun, aksinya bisa dihentikan dengan mediasi.
"Saya juga ke Dinas Pendidikan dan Camat untuk meminta agar persoalan itu segera diselesaikan. Karena saya juga tidak tahu apakah tanah itu ditempati sekolah dengan akad sewa atau kontrak kami tidak tahu," tutur Kades Alwi.
Hanya saja, sambungnya, hingga tahun 2018 belum ada kejelasan dari Dinas Pendidikan. Sehingga, saat ahli waris kembali melakukan penyegelan.
Akibatnya, sebanyak 62 siswa SDN Bancamara II harus belajar di Balai Desa setempat tanpa alas. Siswa duduk di lantai dan Teras Balai Desa setempat dan sejumlah wali siswa tampak mendampingi di sekitar lokasi.
Kepala Sekolah SDN Bacamara II, Imam Dainuri mengatakan, dari hasil koordinasinya dengan Dinas Pendidikan, bahwa proses KBM harus terus dilanjutkan.
“KBM harus tetap berlangsung, ya walaupun numpang-numpang lah, kita laksakanan pembelajaran sementara di Balai Desa,” terang Imam saat dihubungi melalui sambungan selulernya, Selasa (18/09/2018) siang.
Sementara, Kepala Dinas Pendidikan Sumenep, A. Shadik melalui Kabid Dikdas belum bisa memberikan penjelasan kepada media. Saat dihubungi, ia mengaku sedang rapat.
“Maaf sedang rapat ini,” ucapnya singkat.(Mam/Rif)