loading...
Tuan saat berjualan di pinggir jalan. (Foto Ir/E-KABARI) |
Relawan mencoba datang ke lokasi di mana biasa bapak itu mangkal pada Sabtu (02/02/2019), untuk mencari tahu tentang kehidupannya.
"Kami datang atas informasi dari teman Facebook, juga ada beberapa yang langsung menghubungi, agar supaya bisa membantu bapak ini. Kebanyakan mereka tidak ada yang tahu namanya, karena hanya ambil foto saja dan diunggah di sosmed," kata Wiwin, relawan individu yang datang ke lokasi.
Guna mengetahui seputar bapak-bapak tersebut, Wiwin mencoba minta keterangan pada satu toko yang berada di depan ia biasa mangkal. Kebetulan, bapak-bapak itu sering belanja atau kulakan di toko tersebut.
"Bapak ini sering mangkal di Jalan Raya Sumenep-Pamekasan, lebih tepatnya di sebelah utara SPBU," imbuhnya.
Ibu Budi (50) pemilik toko tepat di depan biasa bapak tersebut mangkal, menceritakan sedikit tentang kehidupan pelanggannya itu. Si bapak, hanya dikenalnya dengan sebutan 'Tuan' saja.
"Benar, Mbak, Tuan ini sering belanja di toko saya yang kemudian ia jual kembali dan mangkal di bawah pohon. Saya dulu menyuruhnya agar jualan di SPBU sebelah, akan tetapi Tuan tidak mau. Padahal, sama orang SPBU dikasih tempat untuk jualan," terangnya.
Untuk nama asli si bapak tersebut, Ibu Budi mengaku tidak tahu. Sebab, yang bersangkutan tidak pernah bicara dan memberitahu siapa namanya.
"Setahu saya Tuan ini dari keluarga orang kaya sampai sekarang, tapi dia ternyata agak sedikit terganggu kejiwaannya," imbuh Ibu Budi.
Karena hal itulah, diduga keluarga Tuan membiarkannya. Namun, pemilik toko itu mengaku kurang tak tahu apakah Tuan sendiri yang tidak mau berkumpul atau memang dibiarkan begitu saja oleh keluarganya.
"Sekarang Tuan kos di Lawangan Daya sendirian," paparnya.
Mengetahui informasi tersebut, pihak relawan menyatakan tidak bisa banyak membantu Tuan untuk mengajukan bantuan ke Pemerintah atau pihak terkait. Pasalnya, dari segi ekonomi bapak penjual anak dan minuman di pinggir jalan itu masih punya keluarga dan mampu pula.
"Jadi, keluarganyalah yang harus bertanggung jawab," timpal Wiwin. (Ir/Rif)