loading...
GMNI Sumenep saat berbagi dengan salah satu kaum duafa di bulan Ramadan 1440 H. (Foto Ras/E-KABARI) |
SUMENEP, E-KABARI.COM - Bulan suci penuh berkah, ungkapan itulah yang selalu diucapkan dan bahkan selalu kita dengar di berbagai situasi dan kondisi di bulan Ramadan. Setidaknya itu cerminan atas banyaknya instansi, kelompok masyarakat, aliansi dan bahkan organisasi kampus yang berbagi kepada sesama, terlebih pada anak yatim dan kaum duafa.
Tak heran, di bulan penuh kasih sayang ini, Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Sumenep, Madura, Jawa Timur juga ikut berbagi kepada anak yatim dan kaum duafa di dua kecamatan yaitu Ganding dan Guluk-Guluk. Pemberian santunan tersebut dilakukan dalam rangka menyambut Hari Lahir Pancasila 1 Juni dan Hari Jadi GMNI Sumenep, Kamis siang (30/05/2019).
Kepada E-KABARI.COM, Ketua DPC GMNI Sumenep, Maskiyatun mengatakan, kegiatan yang dilakukan oleh pihaknya adalah bentuk kepedulian terhadap sesama. Karena tidak sedikit jumlah orang yang kehidupan sehari-harinya masih sebagai kaum marhaen (melarat).
“Kita masih beriman kepada nilai-nilai keagamaan dan nilai-nilai Pancasila, seharusnya harus selalu bergerak dan tidaklah diam. Dan rasa kemanusiaan harus dipupuk dengan hal yang paling kecil, seperti kegiatan yang kami lakukan saat ini," ungkap Maskiyatun.
Meski harus berjalan kaki dan menyisir medan perbukitan untuk menemui anak yatim dan kaum duafa, ketua pasukan baju merah itu menegaskan, akan tetap kembali melakukan kegiatan serupa pada Jumat (31/05/2019) dan akan diakhiri dengan bagi-bagi takjil, serta refleksi kebangsaan.
Kegiatan tersebut, menurut dia, sebenarnya sudah terjadwal sejak Rabu (29/05/2019) kemarin. Yakni satu hari setelah gelar aksi demonstrasi menuntut penyelesaian pembangunan Pasar Lenteng ke gedung DPRD Sumenep.
"Kegiatan ini sudah kami mulai sejak kemarin, dan kami masih dalam pengumpulan dan persiapan untuk hari ini dan besok. Ke depan kegiatan ini akan kami jadikan tradisi bagi GMNI Sumenep guna menguatkan kembali nilai-nilai sosialisme pada jiwa setiap individu kader," jelas Maskiyatun. (Ras/Fiq)