loading...
Sejumlah petani tembakau di Kecamatan Guluk-Guluk, Sumenep sedang merajang (masat) tembakau hasil panennya. (Foto Ras/E-KABARI) |
Kondisi tersebut seperti yang dirasakan para petani di Dusun Guluk-Guluk Tengah, Blok Saccang, RT 01/RW 02, Desa Guluk-Guluk, Kecamatan Guluk-Guluk, Kabupaten Sumenep. Para petani setempat resah, karena lebih banyak yang belum laku di pasaran.
Survei jurnalis E-KABARI.COM, Senin (02/9/2019), di setiap rumah warga Blok Saccang ada tembakau yang sudah dikeringkan, tapi masih tetap rapi di teras rumahnya. Pasalnya, meskipun ada pedagang yang menawar, mereka kebanyakan hanya menawar dan tidak ada tindak lanjut hingga transaksi jual beli.
"Kami juga bingung kenapa cuma ditawar-tawar saja, tapi gak ada tindak lanjut begini," ujar Imam.
Saat ini, harga tembakau kering berkisar Rp 45 ribu per kilogram, atau turun drastis dibanding tahun lalu yang mencapai kisaran harga Rp 55 ribu per kilogram. Sementara untuk daun atas tinggal berkisar Rp 30 ribu per kilogram dari harga sebelumnya yang mencapai kisaran Rp 45 ribu per kilogram.
Rasyidi, salah satu petani tembakau di Guluk-Guluk mengaku tak mengetahui pasti penyebab anjloknya harga tembakau musim ini. Harga tembakau tiba-tiba anjlok begitu saja, bahkan tetap markir di setiap rumah rumah petani.
"Meski kualitas daun hasil panen cukup baik, karena sudah memasuki pemetikan yang terhindar dari musim hujan, hingga pemetikan yang kedua ini yang pertama belum juga laku," ungkapnya, resah.
Kondisi ini membuat petani khawatir, mandeknya hasil panen mengancam pendapatan atau bahkan mengalami kerugian yang cukup besar. Karena jika tembakau yang sudah dipanen itu semakin lama ditumpuk, maka harganya akan semakin murah.
Namun, para petani mengaku hanya bisa pasrah atas kondisi ini. Mereka pun berniat akan memanen tembakau hingga pemetikan terakhir, sambil berharap ada pedagang tembakau membeli hasil panennya.
"Ya gimana lagi, kita tetap panen ini sampai terakhir. Semoga saja nanti segera ada pedagang yang datang benar-benar untuk membeli tembakau kami," harap Rasidi. (Ras/Fiq)