loading...
Peserta Journalistic Course Angkatan 1 Kopri PB PMII foto bersama usai pembagian sertifikat, Jumat (25/10/2019). (Foto Bella Dwi Indah Sari for E-KABARI) |
JAKARTA, E-KABARI.COM - Bidang Media dan Jaringan Opini Publik Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Putri (Kopri) Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) menggelar Seminar Nasional sekaligus pembukaan Journalistic Course Angkatan 1 pada Selasa (22/10/2019) lalu.
Kegiatan tersebut dilaksanakan di Aula Lantai 8 Gedung Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan diikuti sebanyak 22 peserta yang berasal dari PMII se-Indonesia. Acara resmi dibuka oleh Septi Rahmawati selaku Ketua Kopri PB PMII.
Journalistic Course Angkatan 1 diadakan selama 4 hari, dimulai dari tanggal 22 Oktober sampai 25 Oktober 2019. Peserta yang telah terpilih melalui seleksi panjang, mendapatkan materi serta praktik langsung tentang jurnalistik dan pembuatan konten yang menarik dalam kegiatan tersebut.
Adapun materi yang didapat peserta, yakni praktik menulis Literasi Digital oleh Alhafiz Kurniawan dari NU Online, Media dan Dinamika Nasional yang disampaikan oleh Host E Talk Show TV One Wahyu Muryadi, serta Media dan Gerakan Perempuan Indonesia oleh Ai Rahmayanti, Ketua Kopri PB PMII Periode 2015-2017.
Selain itu, materi pembuatan konten yang menarik disampaikan langsung oleh jurnalis NU Online, Ahmad Rozali. Sedangkan praktik pembuatan video konten langsung dibimbing oleh 164 Channel.
Untuk Seminar Nasional ada tiga pemateri yang membahas tema “Sinergitas Analisis Media dan Literasi Digital dalam Upaya Ketahanan Nasional”. Ketiganya adalah Mimah Susanti, Komisoner Komisi Penyiaran Indonesia Pusat; Ali Ramadhan, Pengamat Media; dan Dr. Amar Ahmad, Dosen UI.
Ketua Kopri PB PMII, Septi Rahmawati ketika sambutan berharap, peserta yang terpilih mengikuti pelatihan jurnalistik itu bisa memanfaatkan ilmu yang didapat untuk lebih aktif di dunia digital.
“Selamat datang kami ucapkan kepada 22 peserta dari Sumatera dan Jawa. Melalui kegiatan ini, Kopri PB PMII berharap akan banyak lagi kader-kader yang bisa aktif di literasi digital," ungkapnya, Selasa (22/10/2019) lalu.
Melalui menulis dan video konten yang langsung diajarkan dalam Journalistic Course itu, kata Septi, diharapkan nantinya Kopri mampu untuk memperkuat gerakan perempuan berideologi Ahlussunnah Wal Jama’ah.
"Kita harus mampu menangkal aliran-aliran radikal dan melawannya melalui media salah satunya dengan menulis. Upaya ini kita lakukan bersama demi ketahanan Nasional," tuturnya.
Kegiatan tersebut digelar Kopri PB PMII sebagai respon nyata atas maraknya berita-berita hoax yang di dalamnya memuat tentang radikalisme yang mengancam NKRI. Melalui media semua informasi mudah didapat dan mudah untuk disebarluaskan.
"Kopri sebagai badan semi otonom dari PMII sekaligus bagian dari masyarakat Indonesia harus mengambil peran untuk memberikan informasi, berita serta konten video yang menarik, sehingga kesatuan dan persatuan Indonesia tetap terjaga," tegas Septi.
Sementara itu, salah satu peserta bernama Anggia Nur Raidah YSP menyatakan, pelatihan jurnalistik yang digelar Kopri PB PMII sangat menarik. Sebagai kader Kopri, ia merasa butuh dan melalui Journalistic Course tersebut bisa mengembangkan minat dan bakat yang berhubungan dengan literasi digital.
"Selesai dari mengikuti kegiatan ini diharapkan kita sebagai peserta memiliki skill yang dapat diterapkan di daerah masing-masing, sehingga mampu bersaing dalam literasi digital di era Revolusi Industri 4.0,” tutur peserta dari Provinsi Jambi itu.
Kegiatan Journalistic Course Angkatan 1 ditutup dengan tahlil, pembacaan shalawat Nariyah, shalawat Nahdliyah, dan doa bersama serta pembagian sertifikat, Jumat (25/10/2019). Terakhir, sejumlah perwakilan dari peserta menyampaikan kesan dan pesannya selama mengikuti kegiatan Journalistic Course. (Bella/Fiq)