loading...
 |
| Para pencari kerja sedang melihat lowongan pekerjaan di Pameran Kesempatan Kerja Job Market Fair dan Seminar Soft Skill Millenials 2019 di gedung Korpri Sumenep, Selasa (29/10/2019). (Foto RK/E-KABARI) |
SUMENEP, E-KABARI.COM - Jumlah pengangguran di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur di tahun 2018 lalu mencapai 11.067 orang dari total angkatan kerja yang berjumlah 619.659 jiwa.
Meski angka pengangguran tersebut turun dibandingkan tahun 2019 yang mencapai 11.554 orang, Bupati Sumenep, KH A. Busyro Karim mengakui persentasinya memang sangat lambat.
"Angka tersebut sangat dinamis, dan bisa naik, sebab setiap tahun lulusan perguruan tinggi di Sumenep jumlahnya sangat banyak. Mereka yang tidak terserap di dunia kerja pasti akan menjadi pengangguran," ujar Bupati Busyro, Selasa (29/10/2019) kemarin.
Tetapi, faktor utama bidang ketenagakerjaan yang berpengaruh terhadap pengangguran bukan hal itu. Kata Bupati Busyro, ada dua yang bikin banyak orang di Sumenep jadi nganggur.
"Pertama Faktor Eksternal. Yaitu ketersediaan lapangan pekerjaan," ungkapnya.
Jika angkatan kerja banyak, sementara lapangan pekerjaan sedikit, dipastikan akan terjadi pengangguran. Artinya, harus ada korelasi antara angkatan kerja dan kesempatan kerja.
"Kedua, yaitu Faktor Internal. Faktor ini berkaitan dengan individu pencari kerja," ujar Bupati Busyro.
Pasalnya, di era persaingan saat ini, dunia kerja membutuhkan angkatan kerja dengan persyaratan ketat, yakni keilmuan yang spesifik dan kompetensi atau skill diri.
"Jika di zaman Revolusi Industri 4.0 ini kita tidak segera upgrade skill yang telah kita miliki sekarang, bersiaplah jika suatu saat tenaga kerja kita akan digantikan oleh mesin," imbau Bupati Busyro. (RK/Fiq)