loading...
Kolase foto sound system dan rumah warga yang roboh di Dusun Pangelen, Desa Prenduan, Kecamatan Pragaan, Sumenep, Sabtu (7/12/2019) siang. (Foto for E-KABARI) |
SUMENEP, E-KABARI.COM - Salah satu rumah gedek di blok Ruberruh, Dusun Pangelen, Desa Prenduan, Kecamatan Pragaan, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur roboh diduga akibat dentuman Sound System Yuda Audio 117 di acara kawinan.
Peristiwa yang menggegerkan warga ini terjadi pada Sabtu (7/12/2019) siang sekira pukul 13.10 WIB di rumah Jufri alias Bapak Luai, ketika calon mempelai wanita hendak menuju ke rumah mempelai lelaki dengan diiringi lagu-lagu musik islami.
Moh Thoha, salah satu aktivis Kompak Sumenep menjelaskan, saat rombongan penganten perempuan mulai melangkah meninggalkan pekarangan langsung diputarkan lagu-lagu islami sebagai tanda sudah berangkat ke rumah besan.
“Acara akad nikah tadi malam, dan sekarang dari pihak perempuan ke rumah pempelai lelaki. Selang beberapa menit saat rombongan berangkat, tahu-tahu rumah yang letaknya 15 meter dari lokasi sound system roboh,” jelas Thoha, Sabtu (7/12/2019) sore.
Tak ayal, gelegar sound system yang meratakan rumah milik Henol itu mengejutkan para panitia dan tamu yang mendatangi undangan Jufri. Pecah riuh teriakan dan tangisan warga dan pelayan dapur seketika membuat pemilik sound system kaget dan mematikan musik yang diputarnya.
Meski rumah Henol rata dengan tanah, Thoha menyebut peristiwa ini masih bisa dibilang untung karena tidak ada korban jiwa. Saat kejadian, rumah gedek itu sedang dalam keadaan kosong karena penghuninya ada di rumah penanggap sound system.
“Saat kejadian Henol pemilik rumah juga sedang asyik menikmati lagu-lagu yang diputar Sound System Yuda Audio 117. Sementara Rofiqoh, istri Henol sedang ikut rombongan menuju rumah besan,” tuturnya.
Sebagai aktivis di lingkungan tersebut, Thoha mengupayakan akan menyelesaikan kejadian ini secara kekeluargaan. Sebab, antara yang punya acara pernikahan, pemilik sound system dan korban masih ada hubungan keluarga.
“Masih nunggu rombongan lamaran datang dan sampai acara ini selesai, Mas. Kami akan berupaya menyelesaikan kejadian ini secara kekeluargaan. Sebab kan tidak ada musibah yang disengaja. Apalagi mereka masih ada ikatan famili semua,” terangnya.
Akibat kejadian tersebut, korban diperkirakan mengalami kerugian sekitar Rp 35 juta. Sebab meski hanya rumah gedek, barang-barang berharga milik korban sudah rusak tertimbun reruntuhan rumah.
“Di dalam sana ada Kilometer PLN serta beberapa kelengkapan rumah dan kebutuhan sehari-hari yang saat ini tertimbun reruntuhan ini. Apalagi gentengnya ini sudah tidak bisa dipakai lagi,” jelas Thoha. (Ras/Fiq)