Makin Keren! RSUD Sumenep Bisa Lakukan Operasi Bedah Tanpa Pisau pada Tumor Berikut -->

Makin Keren! RSUD Sumenep Bisa Lakukan Operasi Bedah Tanpa Pisau pada Tumor Berikut

Jumat, 20 September 2024, 7:40 PM
loading...
Makin Keren! RSUD Sumenep Bisa Lakukan Operasi Bedah Minimal Invasif
dr. Husnul Ghaib, Sp.B (K) Onk, Dokter Spesialis Bedah Konsultan Onkologi di Poliklinik Onkologi RSUD Sumenep yang melakukan operasi bedah MIS ataun bedah tanpa pisau. (Foto IST/SK/E-KABARI)


SUMENEP, E-KABARI.com - Komitmen upgrade pelayanan yang dilakukan RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep semakin terbukti. Terbaru, rumah sakit pelat merah itu bisa melakukan operasi bedah Minimal Invasif (MIS).


Saat ini, RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep sudah bisa melakukan operasi bedah Minimal Invasif (MIS) dengan teknik Radio Frequency Ablation (RFA) pada penyakit tumor tiroid atau gondok yang terbukti jinak atau tidak ganas.


Direktur RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep, dr. Erliyati melalui Dokter Spesialis Bedah Konsultan Onkologi di Poliklinik Onkologi dr. Husnul Ghaib, Sp.B (K) Onk mengatakan, pihaknya melakukan operasi bedah MIS sejak Agustus 2024 lalu.


Terobosan baru di bidang operasi tersebut dilakukan rumah sakit milik Pemerintah Kabupaten Sumenep dalam rangka memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat.


"Di Jawa Timur baru ada dua rumah sakit yang melakukan operasi MIS ini, karena saya sendiri yang melakukan, yakni di RSUD dr. Soetomo Surabaya dan RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep yang menyusul melakukannya serta menjadi pertama dan satu-satunya di Madura," kata dr. Husnul Ghaib, Jumat, 20 September 2024.


Dalam teknik operasi bedah MIS tidak ada pisau dan minim sekali sayatan. Dokter hanya memasukkan elektroda yang besarnya seperti jarum suntik atau abokat nomor 16.


Elektroda dimasukkan ke nodul atau tumor tiroit dipandu oleh USG agar bisa memantau ketepatan dari elektroda itu ke nodul sesuai yang diinginkan.


"Lapis demi lapis dilakukan setiap satu sentimeter, kita ikuti dan kita lakukan radio frekuensi dengan memberikan aliran frekuensi tertentu yang menghasilkan panas, sehingga membunuh sel-sel tumor hingga nantinya terjadi negrosis atau mati," jelas dokter Ghaib.


Kemudian perkembangan nodul dievaluasi dengan USG. Meskipun diakui memang tidak seperti operasi yang langsung hilang, namun nodul atau benjolan di tiroidnya akan mengecil dengan sendirinya hingga hilang.


Selanjutnya, teknik kedua dilakukan dengan mengembangkan Vacuum-Assisted Eksaation Breast Biopsy (VABB), yaitu teknik pemeriksaan pada payudara untuk tumor payudaya jinak.


Jika sebelumnya dilakukan dengan mengambil tumor dengan irisan sebesar tumor tersebut, menurut dokter Ghaib teknik ini dilakukan dengan irisan MIS dengan memasukkan alat berdiameter sekitar setengah sentimeter ditusukkan di tempat tertentu, kemudian dipandu USG hingga alat kita tetap berada di bawah tumornya.


"Nah, dengan teknik tertentu kita lakukan irisan sedot-irisan-sedot hingga tersedot semuanya menjadi bersih baru kita selesai," tuturnya.


Dokter Ghaib pun menjelaskan, aplikasi teknik tersebut di luar negeri pasien tidak dibius total, melainkan hanya disuntik mati rasa. Namun, pihaknya belum bisa menerapkan hal itu pada pasien terkait di RSUD Sumenep.


"Kemarin saya tidak melakukan bius total, karena takut pasien tidak siap sehingga harus menginap sehari," ungkap dokter pesialis bedah itu.


Selain minim sayatan dan tak perlu bius total, bekas operasi bedah MIS pun sangat minim, yakni hanya ada 2-3 sentimeter. Sehingga itu menguntungkan secara kosmetika, terutama ketika di payudara tidak akan menggangu seperti ketika dilakukan operasi pada umumnya.


"Bahkan kalau di RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep ini atas seizin direksi semua biaya dicover BPJS, jadi tidak ada biaya sama sekali," pungkas dokter Ghaib. (*/SK/Rfq)

TerPopuler