Pusaka Keramat, Ular Buntung dan Cerita Mistik Asta Toteker Sumenep -->

Pusaka Keramat, Ular Buntung dan Cerita Mistik Asta Toteker Sumenep

Senin, 24 Maret 2025, 3:05 AM
loading...
Asta Toteker
Pusaka Keramat, Ular Buntung dan Cerita Mistik Asta Toteker Sumenep. (Ilustrasi/Meta AI)


SUMENEP, E-KABARI.com - Sebagai tempat yang dikeramatkan, rupanya Asta Toteker di Desa Banuaju Barat, Kecamatan Batang-Batang, Sumenep menarik sebagian orang untuk melakukan tapa atau uzlah guna mendapatkan petunjuk, benda pusaka hingga keberuntungan.


Jika ada yang menyebut Asta Toteker merupakan salah satu saksi bisu sejarah bahwa Belanda pernah menjejakkan kaki di Desa Banuaju Barat kala menginvasi tanah Madura, begitulah sebagian jejak cerita yang tersisa di sana.


Namun sebagai pemakaman kuna, Asta Toteker rupanya juga cukup masyhur akan cerita-cerita mistik di dalamnya. Tak heran jika banyak yang melakukan tapa, mengincar pusaka keramat yang diyakini sementara orang bersemayam di sana.


Hal itulah yang pernah dilakukan oleh Sihwi, warga setempat yang mengaku pada suatu malam melakukan tapa di Asta Toteker. Alasan lelaki yang akrab dipanggil Cek itu menyepi dalam tapa tak lain supaya tim Balbudi (olahraga tradisional Madura) yang ia perkuat mampu meraih kemenangan dalam kompetisi.


Sialnya, tapa yang ia lakukan harus berakhir sia-sia dan tak mendapatkan apa-apa. Hal itu lantaran pada malam kedua saat menjalankan tapa, Cek tidak bisa menahan godaan.


Asta Toteker
Asta Toteker di Desa Banuaju Barat, Kecamatan Batang-Batang, Sumenep. (Foto Helmy Khan/E-KABARI)


Malam itu, cerita Cek, selepas pukul 12 tengah malam ia meninggalkan rumah menuju Asta Toteker. Ia seorang diri duduk di sebelah timur makam, menghadap ke arah matahari terbenam sambil memusatkan hati dan pikiran.


Setelah beberapa lama, di alam bawah sadar Cek merasa sekujur tubuhnya dikerubungi semut yang menggigit dari ujung kepala hingga tumit. Suasana itu makin mencekam lantaran seketika hujan turun amat lebat dan petir sambar menyambar di langit tepat di atas kepalanya.


Tak kuat menahan cobaan, Cek pun tersadar dan malah lari terbirit-birit meninggalkan cungkup yang berada di area Asta Toteker.


"Semut menggigit sekujur tubuh, terus hujan sangat deras dan petir menyambar-nyambar," kata Cek sambil tangannya memperagakan kala ia berusaha mengusir jutaan semut yang menggigit dalam tapanya waktu itu.


Tentu, laku tapa di Asta Toteker tak hanya dilakukan Cek saja. Zarnoji, salah satu pemuda kampung setempat yang kini hijrah ke kampung istrinya pun mengaku pernah melakukan hal serupa seperti dilakukan Cek tempo hari.


BACA JUGA : Asta Toteker Sumenep dan Legenda Ilalang Kebal Api Belanda


Dalam ceritanya, Nono sapaan akrab Zarnoji mengatakan, selama tapa yang ia lakukan di Asta Toteker cobaannya jauh berbeda dengan yang dialami Sihwi. Bahkan godaan yang datang menggoyahkan niatnya lebih banyak.


Pada suatu malam, tuturnya, ketika hendak mengambil wudhu ke sungai sebelum memulai laku tapa, Nono bertemu dengan hantu perempuan dengan sekujur tubuh yang hancur penuh luka-luka seperti menderita penyakit kudis.


Tak hanya itu, ia pun mengaku pernah melihat makhluk penunggu Asta Toteker seperti ular buntung berwarna hitam yang berjalan di sekitar kuburan lalu menghilang ke arah timur laut.


Selain ular buntung, lanjut Nono, di sana juga ada burung warna putih yang juga dipercaya sebagai penunggu asta. Biasanya, burung itu hinggap di atas pohon bidara lalu terbang ke ranting-ranting pohon yang lain di sekitar asta.


"Ada ular tanpa ekor berjalan di sekitar makam, dan juga burung warna putih terbang di area asta. Lebih besar daripada camar," kata Nono saat ditemui di kediaman istrinya di Desa Candi, Kecamatan Dungkek, Ahad, 16 Maret 2025 lalu.


Tapi berbeda dengan Sihwi, Nono termasuk sosok yang tahan dengan segala godaan mistik di Asta Toteker. Alhasil, upaya yang dilakukannya berbuah manis dan tidak mengalami apes seperti yang menimpa Cek sebelumnya.


Asta Toteker

Cincin Tondung Moso yang didapatkan Zarnoji sewaktu melakukan tapa di Asta Toteker. (Helmy Khan/E-KABARI)


Memang, Nono tidak berhasil mempertuan keris yang konon merupakan pusaka keramat di Asta Toteker. Tapi pada malam Jumat ketiga dalam perjalanan tapanya, Nono berhasil mendapatkan sebuah cincin yang disebut "Tondung Moso".


E-KABARI.com pun berkesempatan melihat dan mengabadikan cincin tersebut. Berwana hampir seluruhnya coklat, terdapat ornamen gambar serupa keris dalam mata cincinnya.


"Di sana juga ada keris. Dalam bawah sadar saya diberi baju warna putih, di sampingnya ada odeng. Kalau yang cincin itu seperti cahaya jatuh dari atas langit, lalu saya ambil selepas shalat Subuh. Tergelatak di tanah," papar Nono.


Kedua kisah di atas hanya dua diantara banyak cerita yang mungkin pernah dialami banyak pelaku tapa lain di Asta Toteker. Namun dari banyak cerita, hingga kini tak pernah ada yang bisa menuankan dirinya menjadi pemilik sejati dari keris pusaka keramat Asta Toteker.***


Penulis : Helmy Khan
Editor : Rafiqi

TerPopuler